MODEL
PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran
dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran. Model pembelajaran
mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur
pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak
dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran :
1. Rasional
teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
2. Tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
3. Langkah-langkah mengajar
yang duperlukan agar model pembelajaran dapat dilaksanakan
secara optimal.
4. Lingkungan
belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. jika digambarkan dalam
diagram venn.
MACAM-MACAM
MODEL PEMBELAJARAN
1.
EXAMPLE
NON EXAMPLE
Model Pembelajaran
Example Non Example atau juga biasa di sebut example and non-example merupakan
model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media
pembelajaran. Metode Example non Example adalah metode yang menggunakan
media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong
siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan
permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang
disajikan.
Penggunaan media gambar
ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi
sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar.
Penggunaan Model Pembelajaran Example Non Example ini lebih menekankan pada
konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi,
namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan aspek psikoligis
dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti :
a.
kemampuan berbahasa tulis dan lisan,
b. kemampuan analisis ringan, dan
c. kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya
b. kemampuan analisis ringan, dan
c. kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya
Model Pembelajaran
Example Non Example menggunakan gambar dapat melalui OHP, Proyektor, ataupun
yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas
dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga
melihat dengan jelas.
Ciri-ciri
Metode Example non
Example juga merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar
mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui
dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui
pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Example and
Nonexample adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi
konsep.
· Strategi
yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan
menggunakan 2 hal yang terdiri dari example dan non-example dari suatu definisi
konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai
dengan konsep yang ada.
· Example
memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang
sedang dibahas, sedangkan
· non-example
memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang
sedang dibahas.
Metode Example non Example penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.
Metode Example non Example penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.
Kelebihan dan
Kekurangan
Menurut Buehl (1996) keuntungan dari metode Example non Example antara lain:
Menurut Buehl (1996) keuntungan dari metode Example non Example antara lain:
1. Siswa
berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas
pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek.
2. Siswa
terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk
membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari Example non Example
3. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi
karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang
dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari
konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.
Kebaikan:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama
.
Langkah-langkah :
1. Guru
mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Guru
menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3. Guru
memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui
diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut
dicatat pada kertas
5. Tiap
kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai
dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan
yang ingin dicapai
7. Kesimpulan
2.
Model
Pembelajaran Picture And Picture
Model Pembelajaran
Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran
yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang
saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model pembelajaran Picture and Picture
adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan
menjadi urutan logis.
Pembelajaran ini
memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang
digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses
pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru,
berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap
pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan
sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda,
teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari
proses pembelajaran.
Model Pembelajaran ini
mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini
menjadi factor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses
pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam
bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah
sudah menggunakan ICT dalam menggunakan Power Point atau software yang lain.
Menurut Johnson &
Johnson , prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture
adalah sebagai berikut:
1. Setiap
anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan
dalam kelompoknya.
2. Setiap
anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok
mempunyai tujuan yang sama.
3. Setiap
anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di
antara anggota kelompoknya.
4. Setiap
anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5. Setiap
anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
6. Setiap anggota kelompok
(siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif.
Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
Kelebihan dan
kekurangan model pembelajaran Picture and Picture:
Kelebihan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
3. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir,
4. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.
5. Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas
Kekurangan:
1. Memakan banyak waktu
2. Banyak siswa yang pasif.
3. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas.
4. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain
5. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai
Kelebihan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
3. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir,
4. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.
5. Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas
Kekurangan:
1. Memakan banyak waktu
2. Banyak siswa yang pasif.
3. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas.
4. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain
5. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai
Langkah-langkah dalam
Model Pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut:
1. Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Di langkah ini
guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi
Kompetensi
Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat
mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga
harus menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana
KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
2. Menyajikan
materi sebagai pengantar.
Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang
sangat penting, dari sini guru memberikan
momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat
dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian
siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam
pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang
materi yang dipelajari.
3. Guru
menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.
Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa
ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar
yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar kita
akan menghemat energy kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang
diajarkan. Dalam perkembangakan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan
gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan
tertentu.
4.
Guru menunjuk/memanggil
siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang
logis.
Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi,
karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa
terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang
harus menjalankan tugas yang harus diberikan.
Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutan, dibuat, atau dimodifikasi.
Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutan, dibuat, atau dimodifikasi.
5.
Guru
menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi,
jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah
sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga
proses diskusi dalam PBM semakin menarik.
6.
Dari alasan/urutan
gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai.
Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru
harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa
lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa
mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indicator yang
telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indicator yang telah
ditetapkan.
7.
Kesimpulan/rangkuman
Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil
kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran
2. Numbered
Heads Together
NHT
adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan,
buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan
persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa
tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiasp siswa dengan nomor sama mendapat
tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomnor
siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis
individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri
reward.
Langkah-langkah:
a.
Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b.
Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c.
Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok
dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.
d. Guru memanggil salah
satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkanhasil kerjasama mereka.
e.
Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang
lain.
f. Kesimpulan.
3. Cooperative Script
Metode belajar
dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan,
bagian-bagian dari materi yang dipelajari(Danserau cs., 1985).
Langkah-langkah:
a. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
a. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b.
Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan.
c.
Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara
dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
d.
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan
ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar:
•
Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap.
•
Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan
materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
e.
Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
f.
Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru.
g.
Penutup.
4. Kepala
Bernomor Struktur
Modifikasi
dari Number Heads
Langkah-langkah:
a.
Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b.
Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas
yang berangkai. Misalnya: siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa
nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan
dan seterusnya.
c.
Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh
keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama
dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa
saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka.
d.
Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain.
e.
Kesimpulan.
5. Student
Teams Achievement – Divisions (STAD)
STAD
adalah salah sati model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat
kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara
kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis
individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor
tim dan individual dan berikan reward.
Kooperatif
Tim Siswa Kelompok Prestasi (Slavin, 1995)
Langkah-langkah:
a.
Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran
menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll).
b.
Guru menyajikan pelajaran.
c.
Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada
anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d.
Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
kuis tidak boleh saling membantu.
e.
Memberi evaluasi.
f.
Kesimpulan
6. Jigsaw
Model
pembeajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks seperti berikut
ini. Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan
ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam
kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahasa bagian tertentu, tuiap
kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang
sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok aasal,
pelaksnaa tutorial pada kelompok asal oleh anggotan kelompok ahli, penyimpulan
dan evaluasi, refleksi.
Kooperatif
Model Tim Ahli (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978)
Langkah-langkah:
a.
Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim.
b.
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
c.
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
d.
Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang
sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab
mereka.
e.
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka
kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
f.
Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
g.
Guru memberi evaluasi.
h.
Penutup.
7. Problem
Based Indtroduction (PBI)
Pembelajaran
Berdasarkan Masalah. Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah.
Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa,
untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap
hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis,
suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dap[at berpikir optimal. Indikator
model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi,
induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis,
generalisasi, dan inkuiri.
Langkah-Langkah:
a.
Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana
atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah yang dipilih.
b.
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal,
dll.)
c.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data,
hipotesis, pemecahan masalah.
d.
Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
e.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
8. Artikulasi
Artikulasi
adalah mode pembelajaran dengan sintaks: penyampaian konpetensi, sajian materi,
bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu siswa menyampaikan materi yang
baru diterima kepada pasangannya kemudian bergantian, presentasi di depan hasil
diskusinya, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan.
Langkah-langkah:
a.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b.
Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
c.
Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua
orang.
d.
Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang
baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat
catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
e.
Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya
dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil
wawancaranya.
f.
Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami
siswa.
g.
Kesimpulan/penutup.
9. Mind
Mapping
Pembelajaran
ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah:
informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk
menanggapi dan membuat berbagai alternatiu jawababn, presentasi hasuil diskusi
kelompok, siswa membuat ksimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan
refleksi.
Langkah-langkah:
a.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b.
Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan
sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
c.
Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
d.
Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil
diskusi.
e.
Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya
dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
f.
Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru
memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
10. Make
a Match
Mencari
Pasangan (Lorna Curran, 1994)
Guru
menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang berisi
jawabannya, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan
berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan
persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu dikumpul lagi dan
dikocok, untuk badak berikutnya pembelaarn seperti babak pertama, penyimpulan
dan evaluasi, refleksi.
Langkah-langkah:
1.
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian
lainnya kartu jawaban.
2.
Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3.
Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
4.
Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (soal jawaban).
5.
Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin.
6.
Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya
7.
Demikian seterusnya.
8.
Kesimpulan/penutup.
11. Think Pair
and Share (Frank Lyman, 1985)
Model
pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan
materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja
kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi
kelompok (share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap siswa,
umumkan hasil kuis dan berikan reward.
Langkah-langkah:
1.
Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2.
Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan
guru.
3.
Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
4.
Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil
diskusinya.
5.
Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.
6.
Guru memberi kesimpulan.
7.
Penutup.
12. Debate
Debat
adalah model pembalajaran dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian
duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh
masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah
satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu setrusnya secara
bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya biola perlu.
Langkah-langkah:
1.
Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang
lainnya kontra.
2.
Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh
kedua kelompok diatas.
3.
Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok
pro untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra.
Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4.
Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari
setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.
5.
Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap.
6.
Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat
kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
13. Role
Playing
Sintak
dari model pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan scenario
pembelajaran, menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari scenario
tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk
siswa untuk melakonkan scenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswa
membahas peran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok,
bimbingan penimpoulan dan refleksi.
Langkah-langkah:
1.
Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
2.
Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa
hari sebelum KBM.
3.
Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.
4.
Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5.
Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang
sudah dipersiapkan.
6.
Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang
sedang diperagakan.
7.
Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja
untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.
8.
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
9.
Guru memberikan kesimpulan secara umum.
10.
Evaluasi.
11.
Penutup.
14. Group
Investigation (Sharan, 1992)
Model
koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok heterogen dengan
orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok
menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi
pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan
keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah), pengoalahn data
penyajian data hasi investigasi, presentasi, kuis individual, buat skor
perkem\angan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
Langkah-langkah:
1.
Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen.
2.
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
3.
Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu
materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain.
4.
Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada
secarakooperatif yang bersifat penemuan.
5.
Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok.
6.
Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7.
Evaluasi
8.
Penutup.
15. Talking Stick
Sintak
pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa
mebaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan memberikan
tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari
guru, tongkat diberikan kepad siswa lain dan guru memberikan petanyaan lagi dan
seterusnya, guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.
Langkah-langkah:
1.
Guru menyiapkan sebuah tongkat.
2.
Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.
3.
Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa
menutup bukunya.
4.
Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian
untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
5.
Guru memberikan kesimpulan.
6.
Evaluasi.
7.
Penutup.
16. Bertukar Pasangan
Langkah-langkah:
1.
Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau
siswa memilih sendiri pasangannya).
2.
Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3.
Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4.
Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru
ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
5.
Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada
pasangan semula.
17. Snowball Throwing
Sintaknya
adalah: Informasi materi secara umum, membentuk kelompok, pemanggilan
ketua dan diberi tugas membahas materi tertentu di kelompok, bekerja
kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok
lain, kelompok lain menjawab secara bergantian, penyuimpulan, refleksi dan
evaluasi
Langkah-langkah:
1.
Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2.
Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok
untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3.
Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5.
Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.
6.
Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola
tersebut secara bergantian.
7.
Evaluasi.
8.
Penutup
18. Student
Facilitator and Explaining
Langkah-langkahnya
adalah: informasi kompetensi, sajian materi, siswa mengembangkannya dan
menjelaskan lagi ke siswa lainnya, kesimpulan dan evaluasi, refleksi.
Siswa
mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
1.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2.
Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.
3.
Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya
misalnya melalui bagan/peta konsep.
4.
Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
5.
Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
6.
Penutup.
19. Course
Review Horay
Langkah-langkahnya:
informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau
kelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru
membacakan soal yang nomornya dipilih acak, siswa yang punya nomor sama
dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab jika jawaban benar diberi
skor dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya, pemberian reward,
penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
Langkah-langkah
1.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.
Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.
3.
Memberikan kesempatan siswa tanya jawab.
4.
Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai
dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing
siswa.
5.
Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak
yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi
tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x).
6.
Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal
harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya.
7.
Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh.
8.
Penutup.
20. Demonstration
Pembelajaran
ini khusu untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen.
Langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian gambaran umum materi bahan
ajar, membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok, menunjuk siswa atau
kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya, dikusi kelas, penyimpulan dan
evaluasi, refleksi.
Khusus
materi yang memerlukan peragaan atau percobaan.
Langkah-langkah
1.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.
Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
3.
Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan.
4.
Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang
telah disiapkan.
5.
Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisanya.
6.
Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa
didemontrasikan.
7.
Guru membuat kesimpulan.
21. Mind Mapping
Pembelajaran
ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah:
informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk
menanggapi dan membuat berbagai alternatiu jawababn, presentasi hasuil diskusi
kelompok, siswa membuat ksimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan
refleksi.
Sangat
baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif
jawaban
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2.
Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan
sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
3.
Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
4.
Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil
diskusi.
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
6.
Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru
memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
22. Picture
and Picture
Sajian
informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan
berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik,
guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai
materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.
Langkah-langkah
:
Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
1. Menyajikan
materi sebagai pengantar
2. Guru
menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
3. Guru
menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian untuk memasang/mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis
4. Guru
menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
5. Dari
alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai
6. Kesimpulan/rangkuman
23. EXPLICIT
INSTRUCTION
Pembelajaran
langsung khusus dirancang untuk mengembangkan cara belajar peserta didik
tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat
diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah
Langkah-langkah
:
1. Menyampaikan
tujuan dan mempersiapkan peserta didik
2. Mendemonstrasikan
pengetahuan dan ketrampilan
3. Membimbing
pelatihan
4. Mengecek
pemahaman dan memberikan umpan balik
Memberikan
kesempatan untuk latihan lanjutan
24. COOPERATIVE
INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)
Terjemahan
bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif –
kelompok. Sintaksnya adalah: membentuk kelompok heterogen 4 orang, guru
memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa
bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci, memberikan tanggapan)
terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil
kelompok, refleksi.
Langkah-langkah
:
1. Membentuk
kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen
2. Guru
memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3. Peserta
didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada selembar kertas
4. Mempresentasikan/membacakan
hasil kelompok
5. Guru
membuat kesimpulan bersama
6. Penutup
25. INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE
(LINGKARAN KECIL-LINGKARAN BESAR)
IOC
adalah mode pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar
(Spencer Kagan, 1993) di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang
bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan ssingkat dan teratur.
Sintaksnya adalah: Separu dari sjumlah siswa membentuk lingkaran kecil
menghadap keluar, separuhnya lagi membentuk lingkaran besar menghadap ke
dalam, siswa yang berhadapan berbagi informasi secara bersamaan, siswa
yang berada di lingkran luar berputar keudian berbagi informasi kepada teman
(baru) di depannya, dan seterusnya
Langkah-langkah
:
1. Separuh
kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
2. Separuh
kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
3. Dua
orang peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi
informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam
waktu yang bersamaan
4. Kemudian
peserta didik yang berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara peserta
didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah
jarum jam.
5. Sekarang
giliran peserta didik yang berada di lingkaran besar yang membagi informasi.
Demikian seterusnya
26. Tebak
Kata
Langkah-langkah
:
1. Guru
menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
2. Guru
menyuruh peserta didik berdiri berpasangan di depan kelas
4. Seorang
peserta didik diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nanti dibacakan pada
pasangannya. Seorang peserta didik yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5 x
2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau
diselipkan ditelinga. Peserta didik yang membawa kartu 10 x 10 cm membacakan
kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang
dimaksud dalam kartu 10 x 10 cm. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu
yang ditempelkan tsb.
5. Apabila
jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk.
Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan, peserta didik boleh mengarahkan
dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
6. Dan
seterusnya
27. Tari
Bambu
Model
pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi informasi
pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda secara teratur. Strategi
ini cocok untuk bahan ajar yang memerlukan pertukaran pengalaman dan
pengetahuan antar siswa. Sintaksnya adalah: Sebagian siswa berdiri berjajar di
depoan kelas atau di sela bangku-meja dan sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan
dengan kelompok siswa opertama, siswa yang berhadapan berbagi pengalkaman dan
pengetahuan, siswa yang berdiri di ujung salah satui jajaran pindah ke ujunug
lainnya pada jajarannya, dan kembali berbagai informasi.
28. Koperatif
(CL, Cooperative Learning)
Pembelajaran
koperatif sesuai dengan fitrah manusis sebagai makhluk sosial yang penuh
ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama,
pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar
berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi
(sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan
berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature
dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan
masing-masing.Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran
dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi
konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan
pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok
terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada
control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa
laporan atau presentasi.Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi,
pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi
hasil kelompok, dan pelaporan.
29.
Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran
kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab
lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan
siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan
disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan
suasana menjadi kondusif - nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran
kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya
menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi. Ada tujuh indokator
pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu
modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan,
pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi,
membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri,
generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar
kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba,
mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis,
konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun
pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection
(reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian
selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha
siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya darei berbagai
aspek dengan berbagai cara).
30.
Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
Realistic
Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola
guided reinventiondalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of
mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip,
algoritma, aturan uantuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia
empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia
rasio, pengemabngan mateastika).Prinsip RME adalah aktivitas (doing)
konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman
(menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal),
inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran
sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).
31.
SAVI
Pembelajaran
SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan
semua alat indar yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan
dari: Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di
mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa
belajar haruslah dengan melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi,
argumentasi, mengemukakan penndepat, dan mennaggapi; Visualization yang
bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melallui mengamati,
menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunbakan media dan alat peraga; dan
Intellectualy yang bermakna bahawa belajar haruslah menggunakan kemampuan
berpikir (minds-on) nbelajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih
menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan,
mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
32.
TGT (Teams Games Tournament)
Penerapan
model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa
sama bis aberbeda. SDetelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama
dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif
dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman
dan menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru
bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah
selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehuingga terjadi diskusi
kelas. Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa
pertemuan, atau dalam rangka mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport.
Sintaknya adalah sebagai berikut:
a.
Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi
dan \mekanisme kegiatan
b.
Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati
4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level
tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati oleh
siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja
tertentu adalah hasil kesewpakatan kelompok.
c. Selanjutnya
adalah opelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah
disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu
(misal 3 menit). Siswa bisda nmngerjakan lebbih dari satu soal dan hasilnya
diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap
individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tunamen sesua
dengan skor yang dip[erolehnay diberikan sebutan (gelar) superior, very
good, good, medium.
d. Bumping,
pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.),
dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan
gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula
untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
e. Setelah
selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan
penghargaan kelompok dan individual.
33. WORD
SQUARE
Langkah-langkah
:
Guru
menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
Guru
membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
Peserta
didik menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban
Berikan
poin setiap jawaban dalam kotak
34. SCRAMBLE
Sintaknya
adalah: buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar, buat kartu jawaban dengan
diacak nomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu
jawaban, siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk
jawaban yang cocok.
MEDIA
:
Buatlah
pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
Buat
jawaban yang diacak hurufnya
Langkah-langkah
:
Guru
menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
Membagikan
lembar kerja sesuai contoh
35.
Take and Give
Model
pembelajaran menerima dan memberi adalah dengan sintaks, siapkan kartu dengan
yang berisi nama siswa - bahan belajar - dan nama yang diberi, informasikan
kompetensi, sajian materi, pada tahap pemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan
mencari teman dan saling informasi tentang materi atau pendalaman-perluasannya
kepada siswa lain kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengan siswa
lain secara bergantian, evaluasi dan refleksi
Langkah-langkah
:
Siapkan
kelas sebagaimana mestinya
Jelaskan
materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
Untuk
memantapkan penguasaan peserta tiap peserta didik diberi masing-masing satu
kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit
Semua
peserta didik disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling memberi
informasi. Tiap peserta didik harus mencatat nama pasangannya pada kartu
contoh.
Demikian
seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi
masing-masing (take and give).
Untuk
mengevaluasi keberhasilan berikan peserta didik pertanyaan yang tak sesuai
dengan kartunya (kartu orang lain).
Strategi
ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
Kesimpulan
36.
Concept Sentence
Langkah-langkah
:
Guru
menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai.
Guru
menyajikan materi secukupnya.
Guru
membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen.
Guru
menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan.
Tiap
kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata
kunci setiap kalimat.
Hasil
diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh Guru.
Kesimpulan.
37.
Complete Sentence
Langkah-langkah
:
Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Guru
menyampaikan materi secukupnya atau peserta didik disuruh membacakan buku atau
modul dengan waktu secukupnya
Guru
membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen
Guru
membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap (lihat
contoh).
Peserta
didik berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.
Peserta
didik berdiskusi secara berkelompok
Setelah
jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta didik membaca
sampai mengerti atau hapal
Kesimpulan
38.
Time Token
Model
ini digunakan (Arebds, 1998) untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial
agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya
adalah kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi, tiap siswa diberi
kupon bahan pembicaraan (1 menit), siswa berbicara (pidato-tidak membaca)
berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai kupon dikembalikan
Langkah-langkah
:
Kondisikan
kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL)
Tiap
peserta didik diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik.
Tiap peserta didik diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang
digunakan.
Bila
telah selesai bicara kupon yang dipegang peserta didik diserahkan. Setiap
bebicara satu kupon.
Peserta
didik yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon
harus bicara sampai kuponnya habis.
Dan
seterusnya
39.
Keliling Kelompok
Maksudnya
agar masing-masing anggota kelompok mendapat
kesempatan
untuk memberikan kontribusi mereka dan
mendengarkan
pandangan dan pemikiran anggota lainnya
Caranya
1. Salah
satu peserta didik dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan
pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
2. Peserta
didik berikutnya juga ikut memberikan kontribusi-nya
3. Demikian
seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jam atau dari
kiri ke kanan
40. DUA
TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY)
Caranya
:
Peserta
didik bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang
Setelah
selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain
Dua
orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi
ke tamu mereka
Tamu
mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka
dari kelompok lain
Kelompok
mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka
SUMBER:
http://forum.dudung.net/index.php?topic=14147.15 8/10/2011
10:15
Macam-Macam
Model Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses aktif peserta
didik yang mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik memproduksi pengetahuan sendiri secara lebih luas,lebih dalam dan lebih maju dengan
modifikasi pemahaman terhadap konsep awal pengetahuan.Dalam model
pembelajaran pusat siswa terdapat dua model pembelajaran, yaitu:
2 Model pembelajaran
Cooperative learning
Model pembelajaran
problem
based learning
Berikut dibawah ini akan dijelaskan
secara detail mengenai model pembelajaran
Cooperative learning
serta
problem based learning.
1.
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
a.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif.Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang
melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.
2.
Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu
sesama anggota kelompok untuk belajar.Tujuan pembelajaran
kooperatif, yaitu untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalamkelompok, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. b.
Landasan Pemikiran
Cooperative Learning
Pembelajaran yang bernaung dalam teori
konstruktivitas adalah
Cooperative Learning
.
Cooperative Learning
muncul dari konsep bahwa siswa akan lebihmudah
menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi
dengan temannya. Siswa secara rutin berkelompok bekerja sama untukmemecahkan
masalah-masalah yang kompleks.
1
Trianto,
Model Pembelajaran Terpadu,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 51-57.
2
Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran Aktif (Bandung: Nuansa, 2012), hlm. 27-28
3
Rusman, Model-Model Pembelajaran:
Mengembangkan Profesionalisme Guru, Cet.ke 3 (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2011), hlm.203

6
c.
Tujuan
Cooperative Learning
Cooperative Learning
merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran
yangmelibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama.
Cooperative Learning
disusun dalam sebuah usaha untuk
meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dalam pengalaman sikap kepemimpinandan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan
kesempatan kepadasiswa untuk berinteraksi dan belajar bersama siswa yang
berbeda latar belakangnya.d.
Efek-Efek
Cooperative Learning
Cooperative Learning
mempunyai efek yang berarti terhadap
penerimaan yangluas terhadap keberagaman ras, budaya dan agama, sastra,
kemampuan danketidakmampuan.
4
Tiga macam hasil ang dicapai dari model
pembelajaran ini:
Efeknya pada perilaku kooperatifKebanyakan
orang menjunjung tinggi perilaku kooperatif dan percaya bahwa perilaku itu merupakan tujuan penting bagi pendidikan banyak kegiatan
ekstrakulikuler di sekolah seperti olahraga tim, produksi drama dan musik.
Efeknya terhadap toleransi keberagaman
Cooperative Learning
tidak hanya mempengaruhi toleransi dan
penerimaanyang lebih luas terhadap siswa-siswa dengan kebutuhan khusus, tetapi
jugadapat mendukung tercapainya hubungan yang lebih baik diantara
siswa-siswadengan ras dan etnis yang beranekaragam.
Efeknya pada prestasi akademikSalah satu aspek
penting
Cooperative Learning
adalah bahwa selain pendekatan ini membantu meningkatkan perilaku kooperatif dan hubungankelompok yang lebih baik diantara para
siswa, pada saat yang sama ia jugamembantu siswa dalam pembelajaran
akademiknya.e.
Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan
Cooperative Learning
Proses demokrasi dan peran aktif
merupakan ciri yang khas dari lingkungan pembelajaran kooperatif. Dalam pembentukan kelompok, guru menerapkanstruktur tingkat tinggi dan guru
juga mendefinisikan semua prosedur. Meskipundemikian, guru tidak dibenarkan
mengelola tingkah laku siswa dalam kelompok
4
Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran. (Pekalongan: Stain Press, 2011), hlm.278

7
secara ketat dan siswa memiliki ruang dan
peluang untuk secara bebasmengendalikan aktivitas-aktivitas di dalam
kelompoknya. Selain itu, pembelajaran kooperatif menjadi sangat efektif jika materi pembelajaran tersedialengkap di kelas, ruang
guru, perpustakaan ataupun di pusat media.f.
Langkah-Langkah
Cooperative Learning
Terdapat enam langkah utama atau tahapan
di dalam pelajaran yanngmenggunakan pembelajaran kooperatif.
Fase pertama menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa belajar
Fase kedua yaitu guru menyajikan informasi
pada siswa dengan carademonstrasi atau membuat bacaan.
Fase ketiga adalah mengorganisasikan wa ke
dalam kelompok kooperatif.
Fase ke empat, membimbing kelompok erja dan
belajar.
Fas kelima merupakan fase guru mengevaluasi
hasil belajar tentang materiyang telah dipelajari.
Fase terakhir yaitu guru mencari cara-cara
untuk menghargai baik upayamaupun hasil belajar individu dan kelompok.g.
Variasi Model
Cooperative Learning
1.
STAD (
Student Team Achievement
Division
)Ada lima langkah yang dilakukan pada STAD, yaitu:
tahap penyajian materi
tahap kegiatan kelompok
tahap tes individual
tahap perhitungan skor perkembangan individu
tahap pemberian penghargaan kelompok.2.
Jigsaw
Dibentuk kelompok oleh guru, kemudian dibentuk lagi kelompok ahli,grup ahli ini mempelajari materi yang sama, setelah siswa belajar
di grupahli, mereka kembali ke kelompok semula.3.
Group
Investigation
Siswa membentuk kelompok sendiri, kemudian guru memberikan materidan permasalahan, setiap kelompok memecahkan masalah tersebut danmereka dapat mencari data di kelas atau di luar kelas, setelah itu
pada
8
waktunya mereka harus melaporkan hasil
kelompok dalam hal analisisdan kesimpulan.4.
Group
Resume
Dibentuk kelompok yang diberi tugas membuat resume atau rangkumandari materi pelajaran, kemudian melaporkan hasil resumenya.
5
5.
Think
-
Pair
-
Share
Beri kesempatan siswa untuk mencari jawaban tugas secara mandiri,kemudian bertukar pikiran dengan teman sebangku, setelah itu berdiskusidengan
pasangan lain (menjadi 4 siswa).6.
Tipe
Mind Mapping
Guru mengemukakan konsep/permasalahan
utama yang akan ditanggapioleh siswa, membentuk kelompok diskusi dengan anggota 2-3 orang, tiapkelompok mencatat alternatif jawaban hasil diskusi, kemudian
tiapkelompok secara acak membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokan sesuai kebutuhan guru, dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingansesuai konsep yang disediakan guru.7.
Tipe
Snowball Throwing
Guru menyampaikan materi yang akan
disampaikan, guru membentukkelompok dan memanggil ketua kelompok masing-masing
untukmenjelaskan materi yang telah disampaikan oleh guru, kemudianmenyampaikan kepada teman-temannya, masing-masing siswamenyiapkan kertas untuk menuliskan 1 pertanyaan, kemudian kertastersebut dibentuk seperti bola dan dilempar dari satu sisw ke
siswa lain,kemudian siswa menjawab pertanyaaan yang ada di kertas yang di
lempartersebut.8.
Dua Tinggal, Dua TamuMembentuk kelompok dengan
anggota 4 siswa, beri tugas untuk diskusi,dua siswa bertamu ke kelompok lain,
dua siswa yang tinggalmenginformasikan hasil diskusinya kepada dua tamunya, tamu kembalike kelompok dan melaporkan temuan mereka dari kolmpok lain.
9.
Time Token
5
Buchari Alma, DKK, Guru Profesional:
Menguasai Metode dan Terampil Mengajar (Bandung: Alfabeta, 2009),hlm.83-86