Selasa, 10 Mei 2016

MODEL PEMBELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran. Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran :

1.      Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
2.      Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3.      Langkah-langkah  mengajar yang duperlukan agar model pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal.
4.      Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. jika digambarkan dalam diagram venn.

MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN

1.        EXAMPLE NON EXAMPLE
Model Pembelajaran Example Non Example atau juga biasa di sebut example and non-example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.  Metode Example non Example adalah metode yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan.
Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar. Penggunaan Model Pembelajaran Example Non Example ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan aspek psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti :
a. kemampuan berbahasa tulis dan lisan,
b. kemampuan analisis ringan, dan
c. kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya
Model Pembelajaran Example Non Example menggunakan gambar dapat melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas.
Ciri-ciri 
Metode Example non Example juga merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Example and Nonexample adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
·      Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example dan non-example dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.
·      Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan
·      non-example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
Metode Example non Example penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.

Kelebihan dan Kekurangan
Menurut Buehl (1996) keuntungan dari metode Example non Example antara lain:
1.    Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek.
2.    Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari Example non Example
3.    Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.
Kebaikan:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama
.

Langkah-langkah :
1.       Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2.       Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3.       Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk      memperhatikan/menganalisa gambar
4.       Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat    pada kertas
5.       Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6.       Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7.       Kesimpulan

2.    Model Pembelajaran Picture And Picture
Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.
Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT dalam menggunakan Power Point atau software yang lain.
Menurut Johnson & Johnson , prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut:
1.    Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2.    Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3.    Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
4.    Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5.    Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
6.    Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Picture and Picture:
Kelebihan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
3. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir,
4. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.
5. Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas
Kekurangan:
1. Memakan banyak waktu
2. Banyak siswa yang pasif.
3. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas.
4. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain
5. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai

Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut:
1.    Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi
Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
2.    Menyajikan materi sebagai pengantar.
Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
3.    Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.
Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar kita akan menghemat energy kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangakan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu.
4.    Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan.
Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutan, dibuat, atau dimodifikasi.
5.    Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.
6.    Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indicator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indicator yang telah ditetapkan.
7.    Kesimpulan/rangkuman
Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran
                       
2.   Numbered Heads Together
NHT  adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiasp siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomnor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.
Langkah-langkah:
a.  Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b.  Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c.  Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkanhasil kerjasama mereka.
e.  Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
f.  Kesimpulan.

3.   Cooperative Script
Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari(Danserau cs., 1985).
Langkah-langkah:
a.   Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b.   Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
      c.   Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
      d.   Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar:
          •  Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap.
             •  Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
      e.  Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
f.   Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru.
g.   Penutup.

4.   Kepala Bernomor Struktur
Modifikasi dari Number Heads
Langkah-langkah:
a.  Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b.   Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai. Misalnya: siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
c.   Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka.
d.   Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain.
e.   Kesimpulan.
5.   Student Teams Achievement – Divisions (STAD)
STAD adalah salah sati model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.
Kooperatif Tim Siswa Kelompok Prestasi (Slavin, 1995)
Langkah-langkah:
a.   Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll).
b.   Guru menyajikan pelajaran.
c.   Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat  menjelaskan pada  anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d.   Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
e.   Memberi evaluasi.
f.   Kesimpulan 

6.   Jigsaw
Model pembeajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks seperti berikut ini. Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahasa bagian tertentu, tuiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok aasal, pelaksnaa tutorial pada kelompok asal oleh anggotan kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
Kooperatif Model Tim Ahli (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978)

Langkah-langkah:
a.   Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim.
b.   Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
c.   Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
d.   Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
e.   Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
f.   Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
g.   Guru memberi evaluasi.
h.   Penutup.

7.   Problem Based Indtroduction (PBI)
Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi.  Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dap[at berpikir optimal. Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri.
Langkah-Langkah:
a.   Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
b.   Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
c.   Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
d.   Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
e.   Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

8.   Artikulasi
Artikulasi adalah mode pembelajaran dengan sintaks: penyampaian konpetensi, sajian materi, bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu siswa menyampaikan materi yang baru diterima kepada pasangannya kemudian bergantian, presentasi di depan hasil diskusinya, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan.
Langkah-langkah:
a.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b.   Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
c.   Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
d.   Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
e.   Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
f.   Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.
g.   Kesimpulan/penutup.

9.   Mind Mapping
Pembelajaran ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah: informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuat berbagai alternatiu jawababn, presentasi hasuil diskusi kelompok, siswa membuat ksimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan refleksi.
Langkah-langkah:
a.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b.   Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
c.   Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
d.   Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
e.   Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
f.   Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

10.              Make a Match
Mencari Pasangan (Lorna Curran, 1994)
Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang berisi jawabannya,  setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu dikumpul lagi dan dikocok, untuk badak berikutnya pembelaarn seperti babak pertama, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

Langkah-langkah:
1.   Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2.   Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3.   Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
4.   Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban).
5.   Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
6.   Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7.   Demikian seterusnya.
8.   Kesimpulan/penutup.

11.              Think Pair and Share (Frank Lyman, 1985)
Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi klasikal, berikan persoalan  kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat  skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
Langkah-langkah:
1.   Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2.   Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.
3.   Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
4.   Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
5.   Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.
6.   Guru memberi kesimpulan.
7.   Penutup.

12.              Debate
Debat adalah model pembalajaran dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu setrusnya secara bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya biola perlu.
Langkah-langkah:
1.   Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra.
2.   Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas.
3.   Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4.   Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.
5.   Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap.
6.   Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.

13.              Role Playing
Sintak dari model pembelajaran ini adalah:  guru menyiapkan scenario pembelajaran,  menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari scenario tersebut,  pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk siswa untuk melakonkan scenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan penimpoulan dan refleksi.
Langkah-langkah:
1.   Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
2.   Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM.
3.   Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.
4.   Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5.   Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.
6.   Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.
7.   Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.
8.   Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
9.   Guru memberikan kesimpulan secara umum.
10.   Evaluasi.
11.   Penutup.

14.              Group Investigation (Sharan, 1992)
Model koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah), pengoalahn data penyajian data hasi investigasi, presentasi, kuis individual, buat skor perkem\angan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
Langkah-langkah:
1.   Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen.
2.   Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
3.   Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain.
4.   Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secarakooperatif  yang bersifat penemuan.
5.   Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
6.   Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7.   Evaluasi
8.   Penutup.

15.              Talking Stick
Sintak pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa mebaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepad siswa lain dan guru memberikan petanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.
Langkah-langkah:
1.   Guru menyiapkan sebuah tongkat.
2.   Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.
3.   Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya.
4.   Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
5.   Guru memberikan kesimpulan.
6.   Evaluasi.
7.   Penutup.
16.              Bertukar Pasangan
Langkah-langkah:
1.   Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
2.   Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3.   Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4.   Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
5.   Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.

17.              Snowball Throwing
Sintaknya adalah: Informasi materi secara umum, membentuk kelompok,  pemanggilan ketua dan diberi tugas  membahas materi tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab secara bergantian, penyuimpulan, refleksi dan evaluasi
Langkah-langkah:
1.   Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2.   Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3.   Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
4.   Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5.   Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.
6.   Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7.   Evaluasi.
8.   Penutup   

18.              Student Facilitator and Explaining
Langkah-langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian materi, siswa mengembangkannya dan menjelaskan lagi ke siswa lainnya, kesimpulan dan evaluasi, refleksi.
Siswa mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
Langkah-langkah:
1.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2.   Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.
3.   Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep.
4.   Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
5.   Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
6.   Penutup.

19.              Course Review Horay
Langkah-langkahnya: informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membacakan soal yang nomornya dipilih acak, siswa  yang punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab jika jawaban benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya, pemberian reward, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
Langkah-langkah
1.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.   Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.
3.   Memberikan kesempatan siswa tanya jawab.
4.   Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa.
5.   Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x).
6.   Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya.
7.   Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh.
8.   Penutup.

20.              Demonstration
Pembelajaran ini khusu untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen.  Langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian gambaran umum materi bahan ajar, membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok, menunjuk siswa atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya, dikusi kelas, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan.
Langkah-langkah
1.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.   Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
3.   Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan.
4.   Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan.
5.   Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisanya.
6.   Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan.
7.   Guru membuat kesimpulan.  


21.              Mind Mapping
Pembelajaran ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah: informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuat berbagai alternatiu jawababn, presentasi hasuil diskusi kelompok, siswa membuat ksimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan refleksi.
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah:
1.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2.   Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
3.   Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
4.   Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
5.   Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
6.   Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

22.              Picture and Picture
Sajian informasi kompetensi,  sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.

Langkah-langkah :
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
1.      Menyajikan materi sebagai pengantar
2.      Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
3.      Guru menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian untuk memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
4.      Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
5.      Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
6.      Kesimpulan/rangkuman

23.              EXPLICIT INSTRUCTION
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan cara belajar peserta didik tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan  dengan pola selangkah demi selangkah
Langkah-langkah :
1.      Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik
2.      Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3.      Membimbing pelatihan
4.      Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan

24.              COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)
Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif – kelompok. Sintaksnya adalah: membentuk kelompok heterogen 4 orang,  guru memberikan wacana  bahan bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, refleksi.
Langkah-langkah :
1.      Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen
2.      Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3.      Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada selembar kertas
4.      Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5.      Guru membuat kesimpulan bersama
6.      Penutup
25.              INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE (LINGKARAN KECIL-LINGKARAN BESAR)
IOC adalah mode pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar (Spencer Kagan, 1993) di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan  yang berbeda  dengan ssingkat dan teratur. Sintaksnya adalah:  Separu dari sjumlah siswa membentuk lingkaran kecil menghadap keluar, separuhnya lagi membentuk lingkaran besar menghadap ke dalam,  siswa yang berhadapan berbagi informasi secara bersamaan, siswa yang berada di lingkran luar berputar keudian berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan seterusnya
Langkah-langkah :
1.      Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
2.      Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
3.      Dua orang peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
4.      Kemudian peserta didik yang berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara peserta didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
5.      Sekarang giliran peserta didik yang berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya
26.              Tebak Kata
Langkah-langkah :
1.      Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
2.      Guru menyuruh peserta didik berdiri berpasangan di depan kelas
4.      Seorang peserta didik diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang peserta didik yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5 x 2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga. Peserta didik yang membawa kartu 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10 x 10 cm. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan tsb.
5.      Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan, peserta didik boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
6.      Dan seterusnya

27.              Tari Bambu
Model  pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda secara teratur. Strategi ini cocok untuk bahan ajar yang memerlukan pertukaran pengalaman dan pengetahuan antar siswa. Sintaksnya adalah: Sebagian siswa berdiri berjajar di depoan kelas atau di sela bangku-meja dan sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan dengan kelompok siswa opertama, siswa yang berhadapan berbagi pengalkaman dan pengetahuan, siswa yang berdiri di ujung salah satui jajaran pindah ke ujunug lainnya pada jajarannya, dan kembali berbagai informasi.
28. Koperatif (CL, Cooperative Learning)
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusis sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep,  menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.

29. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif - nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi. Ada tujuh indokator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya darei berbagai aspek dengan berbagai cara).
30. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided reinventiondalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan uantuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengemabngan mateastika).Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).
31.  SAVI
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indar yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic  yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan penndepat, dan mennaggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melallui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunbakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahawa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) nbelajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
32.  TGT (Teams Games Tournament)
Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bis aberbeda. SDetelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok  sajikan hasil kelompok sehuingga terjadi diskusi kelas. Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangka mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport. Sintaknya adalah sebagai berikut:
a. Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan \mekanisme kegiatan
b.  Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesewpakatan kelompok.
c. Selanjutnya adalah opelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu (misal 3 menit). Siswa bisda nmngerjakan lebbih dari satu soal dan hasilnya diperiksa  dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tunamen sesua dengan skor yang dip[erolehnay diberikan sebutan (gelar)  superior, very good, good, medium.
d.  Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
e. Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.
33. WORD SQUARE
Langkah-langkah :
Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
Peserta didik menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban
Berikan poin setiap jawaban dalam kotak

34. SCRAMBLE
Sintaknya adalah: buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar, buat kartu jawaban dengan diacak nomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban, siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok.
MEDIA :
Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
Buat jawaban yang diacak hurufnya
Langkah-langkah :
Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
Membagikan lembar kerja sesuai contoh



35. Take and Give
Model pembelajaran menerima dan memberi adalah dengan sintaks, siapkan kartu dengan yang berisi nama siswa - bahan belajar - dan nama yang diberi, informasikan kompetensi, sajian materi, pada tahap pemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari teman dan saling informasi tentang materi atau pendalaman-perluasannya kepada siswa lain kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengan siswa lain secara bergantian, evaluasi dan refleksi
Langkah-langkah :
Siapkan kelas sebagaimana mestinya
Jelaskan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap peserta didik diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit
Semua peserta didik disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling memberi informasi. Tiap peserta didik harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh.
Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing (take and give).
Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan peserta didik pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).
Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
Kesimpulan

36. Concept Sentence
            Langkah-langkah :
Guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai.
Guru menyajikan materi secukupnya.
Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen.
Guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan.
Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat.
Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh Guru.
Kesimpulan. 

37. Complete Sentence
Langkah-langkah :
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Guru menyampaikan materi secukupnya atau peserta didik disuruh membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya
Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen
Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap (lihat contoh).
Peserta didik berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.
Peserta didik berdiskusi secara berkelompok
Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta didik membaca sampai mengerti atau hapal
Kesimpulan 

38. Time Token
Model ini digunakan (Arebds, 1998) untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah  kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi, tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), siswa berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai kupon dikembalikan
Langkah-langkah :
Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL)
Tiap peserta didik diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap  peserta didik diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.
Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang peserta didik diserahkan. Setiap bebicara satu kupon.
Peserta didik yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.
Dan seterusnya

39. Keliling Kelompok
Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok mendapat
kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan
mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lainnya
Caranya
1.         Salah satu peserta didik dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
2.         Peserta didik berikutnya juga ikut memberikan kontribusi-nya
3.         Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan

40. DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY)
Caranya :
Peserta didik bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang
Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain
Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka
Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain
Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka

SUMBER:

Macam-Macam Model Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses aktif peserta didik yang mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik memproduksi pengetahuan sendiri secara lebih luas,lebih dalam dan lebih maju dengan modifikasi pemahaman terhadap konsep awal pengetahuan.Dalam model pembelajaran pusat siswa terdapat dua model pembelajaran, yaitu:
2 Model pembelajaran
Cooperative learning 
 Model pembelajaran
 problem

based learning 
 Berikut dibawah ini akan dijelaskan secara detail mengenai model pembelajaran
Cooperative learning
serta
 problem based learning.

1.        Pembelajaran Kooperatif  (Cooperative Learning)
a.       Pengertian Pembelajaran Kooperatif.Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.
2.        Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.Tujuan pembelajaran kooperatif, yaitu untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalamkelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. b.

Landasan Pemikiran
Cooperative Learning 
 Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivitas adalah
Cooperative Learning 
.
Cooperative Learning
muncul dari konsep bahwa siswa akan lebihmudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin berkelompok bekerja sama untukmemecahkan masalah-masalah yang kompleks.
1
 Trianto,
Model Pembelajaran Terpadu,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 51-57.
2
 Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran Aktif (Bandung: Nuansa, 2012), hlm. 27-28
3
 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Cet.ke 3 (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), hlm.203
Description: https://html1-f.scribdassets.com/3p31byh4e83x5kv4/images/5-12257fef90.jpg

6
c.

Tujuan
Cooperative Learning 

Cooperative Learning
merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yangmelibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
Cooperative Learning
disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dalam pengalaman sikap kepemimpinandan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepadasiswa untuk berinteraksi dan belajar bersama siswa yang berbeda latar belakangnya.d.

Efek-Efek
Cooperative Learning 

Cooperative Learning
mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan yangluas terhadap keberagaman ras, budaya dan agama, sastra, kemampuan danketidakmampuan.
4
 Tiga macam hasil ang dicapai dari model pembelajaran ini:

Efeknya pada perilaku kooperatifKebanyakan orang menjunjung tinggi perilaku kooperatif dan percaya bahwa perilaku itu merupakan tujuan penting bagi pendidikan banyak kegiatan ekstrakulikuler di sekolah seperti olahraga tim, produksi drama dan musik.

Efeknya terhadap toleransi keberagaman
Cooperative Learning
tidak hanya mempengaruhi toleransi dan penerimaanyang lebih luas terhadap siswa-siswa dengan kebutuhan khusus, tetapi jugadapat mendukung tercapainya hubungan yang lebih baik diantara siswa-siswadengan ras dan etnis yang beranekaragam.

Efeknya pada prestasi akademikSalah satu aspek penting
Cooperative Learning
adalah bahwa selain pendekatan ini membantu meningkatkan perilaku kooperatif dan hubungankelompok yang lebih baik diantara para siswa, pada saat yang sama ia jugamembantu siswa dalam pembelajaran akademiknya.e.

Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan
Cooperative Learning 
 Proses demokrasi dan peran aktif merupakan ciri yang khas dari lingkungan pembelajaran kooperatif. Dalam pembentukan kelompok, guru menerapkanstruktur tingkat tinggi dan guru juga mendefinisikan semua prosedur. Meskipundemikian, guru tidak dibenarkan mengelola tingkah laku siswa dalam kelompok
4
 Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran. (Pekalongan: Stain Press, 2011), hlm.278
Description: https://html2-f.scribdassets.com/3p31byh4e83x5kv4/images/6-80b59cdfff.jpg

7
secara ketat dan siswa memiliki ruang dan peluang untuk secara bebasmengendalikan aktivitas-aktivitas di dalam kelompoknya. Selain itu, pembelajaran kooperatif menjadi sangat efektif jika materi pembelajaran tersedialengkap di kelas, ruang guru, perpustakaan ataupun di pusat media.f.

Langkah-Langkah
Cooperative Learning 
 Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yanngmenggunakan pembelajaran kooperatif.

Fase pertama menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa belajar

Fase kedua yaitu guru menyajikan informasi pada siswa dengan carademonstrasi atau membuat bacaan.

Fase ketiga adalah mengorganisasikan wa ke dalam kelompok kooperatif.

Fase ke empat, membimbing kelompok erja dan belajar.

Fas kelima merupakan fase guru mengevaluasi hasil belajar tentang materiyang telah dipelajari.

Fase terakhir yaitu guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upayamaupun hasil belajar individu dan kelompok.g.

Variasi Model
Cooperative Learning 
 1.

STAD (
Student Team Achievement Division
)Ada lima langkah yang dilakukan pada STAD, yaitu:

tahap penyajian materi

tahap kegiatan kelompok

tahap tes individual

tahap perhitungan skor perkembangan individu

tahap pemberian penghargaan kelompok.2.

 Jigsaw
 Dibentuk kelompok oleh guru, kemudian dibentuk lagi kelompok ahli,grup ahli ini mempelajari materi yang sama, setelah siswa belajar di grupahli, mereka kembali ke kelompok semula.3.

Group

 Investigation
 Siswa membentuk kelompok sendiri, kemudian guru memberikan materidan permasalahan, setiap kelompok memecahkan masalah tersebut danmereka dapat mencari data di kelas atau di luar kelas, setelah itu pada

8
waktunya mereka harus melaporkan hasil kelompok dalam hal analisisdan kesimpulan.4.

Group

 Resume
 Dibentuk kelompok yang diberi tugas membuat resume atau rangkumandari materi pelajaran, kemudian melaporkan hasil resumenya.
5

5.

Think 
-
 Pair 
-
Share
 Beri kesempatan siswa untuk mencari jawaban tugas secara mandiri,kemudian bertukar pikiran dengan teman sebangku, setelah itu berdiskusidengan pasangan lain (menjadi 4 siswa).6.

Tipe
 Mind Mapping 
 Guru mengemukakan konsep/permasalahan utama yang akan ditanggapioleh siswa, membentuk kelompok diskusi dengan anggota 2-3 orang, tiapkelompok mencatat alternatif jawaban hasil diskusi, kemudian tiapkelompok secara acak membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokan sesuai kebutuhan guru, dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingansesuai konsep yang disediakan guru.7.

Tipe
Snowball Throwing 
 Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan, guru membentukkelompok dan memanggil ketua kelompok masing-masing untukmenjelaskan materi yang telah disampaikan oleh guru, kemudianmenyampaikan kepada teman-temannya, masing-masing siswamenyiapkan kertas untuk menuliskan 1 pertanyaan, kemudian kertastersebut dibentuk seperti bola dan dilempar dari satu sisw ke siswa lain,kemudian siswa menjawab pertanyaaan yang ada di kertas yang di lempartersebut.8.

Dua Tinggal, Dua TamuMembentuk kelompok dengan anggota 4 siswa, beri tugas untuk diskusi,dua siswa bertamu ke kelompok lain, dua siswa yang tinggalmenginformasikan hasil diskusinya kepada dua tamunya, tamu kembalike kelompok dan melaporkan temuan mereka dari kolmpok lain.
9.

Time Token
5

 Buchari Alma, DKK, Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar (Bandung: Alfabeta, 2009),hlm.83-86